Pertama-tama, bahan bakunya harus berupa bahan biomassa yang mengandung lignin. Selanjutnya kita membahas tentang arang, bahan mentah berkarbonasi, kayu bakar, sisa penebangan hutan, kayu yang diambil saat pemeliharaan hutan, dan sisa pabrik pengolahan kayu. Misalnya, serpihan kayu dapat dikarbonisasi. Selain serpihan kayunya berbentuk butiran, perlu dikarbonisasi dengan cara khusus tungku karbonisasi. Bahan baku lainnya sebagian besar adalah ruas kayu, yang paling cocok untuk sebagian besar bahan tungku karbonisasi atau bahan karbonisasi tempat pembakaran arang.
Pohon bahan baku berkarbonisasi tungku karbonisasi dapat dibagi menjadi tiga kategori: tipe pertama adalah kayu keras keras, seperti Cyclobalanopsis, Malachite, Bitter Tree, Eucalyptus, dll. Tipe kedua adalah berdaun lebar lunak, seperti poplar, willow, alfalfa. Pohonnya merupakan jenis bahan jenis konifera ketiga, seperti Pinus Massoniana, Pinus Asia Selatan, dan Pinus elliottii. Untuk menghasilkan arang berkualitas tinggi yang cocok untuk sektor industri seperti industri metalurgi dan industri karbon disulfida, bahan baku karbonisasi harus berupa kayu keras, dan kayu lunak yang biasa digunakan untuk memproduksi arang pinus untuk produksi karbon aktif.
Bahan berkarbonisasi lebih disukai dengan ukuran seragam dan umumnya memerlukan diameter tidak lebih dari 10 cm. Jika diameternya terlalu besar, sebaiknya dibelah dan dihaluskan menggunakan alat semprot. Panjang bahan berkarbonisasi ditentukan oleh ketinggiannya tungku karbonisasi atau tempat pembakaran karbon. Jika material besar tidak terbuka, konduktivitas termal kayu menjadi buruk, dan campuran gas yang dihasilkan selama karbonisasi dilewatkan dari dalam ke luar kayu, dan jalur yang harus dilalui adalah karbonisasi yang panjang. Waktunya juga lama. Akan menyebabkan kekuatan mekanik kayu menurun.
Kayu bakar arang sebagian besar sudah berkecambah, jadi sebaiknya dipanen pada musim gugur dan musim dingin. Pada saat ini pohon dalam keadaan dorman, getahnya berhenti mengalir, akar menyimpan bahannya, dan tidak rusak, sehingga baik untuk pembaharuan perkecambahan di tahun mendatang; Kelembapan kecil, kadar air kayu rendah, kayu bakar yang dipotong mudah kering, waktu karbonisasi dapat dipersingkat, konsumsi bahan bakar berkurang, dan arang yang dihasilkan lebih sedikit retak dan berkualitas tinggi.
Selain itu, kayu dari kayu yang membusuk dan kayu mati tidak cocok untuk karbonisasi. Karena kayu yang hangus hangus, arang menjadi gembur, rapuh dan mudah terbakar sendiri, sehingga sangat menurunkan kualitas arang.